Lensa Manual

Banyak teman Saya yang tak habis berpikir kenapa Saya menggunakan lensa manual focus di jaman sekarag. Jaman dimana teknologi camera sedemikian canggih dengan lensa-lensa yang super tajam dan auto-focus super cepat, serta ditunjang pula dengan bantuan Photo Editting Software seperti Adobe Photoshop dan lainnya.



Alasanya adalah:

1. Hemat uang. Dengan harga yang sangat terjangkau, Saya bisa mendapat lensa-lensa dengan kualitas optik yang hebat. Lagian, seperti halnya barang antik lain, harga lensa-lensa manual tertentu merupakan investasi yang sangat menguntungkan karena banyak diburu orang sehingga harganya terus naik

2. Hemat waktu. Jika memang hasil warna dan bokeh yang kita hasilkan dari kamera sudah bagus. tentunya tak perlu lagi repot dengan Photoshop bukan? Sekarang seni fotografi memang sudah berubah menjadi seni gamba. 20 tahun lalu, seni fotografi adalah hasil foto dengan satu jepretan (one-shot atau multi exposure) dan efek yang bisa kita lakukan hanyalah proses darkroom. Malah guru fotografi Saya mengharuskan kita untuk mencetak border film sebagai bukti bahwa print foto yang kita buat bukan crop. Tapi bukan berarti Saya anti dengan photoshop lho. malah dalam pekerjaan Saya banyak bergelut dengan aneka software digital imaging.

Setiap merek dan tipe lensa memiliki karakter warna yang berbeda-beda. Lensa-lensa yang banyak diburu biasanya mempunyai kekhususan tersendiri dalam hal saturasi warna, kontras, ketajaman, atau efek bokeh. Hal inilah yang membuat Saya tertarik untuk mencari tahu dan, jika beruntung, bisa mendapat dan mecoba sendiri lensa-lensa idaman tersebut.

Postingan terkait:

    Belum ada tanggapan untuk "Lensa Manual"